Senin, 19 Oktober 2009

Ajal Yang Tertunda

Seorang petualang yang sedang menjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja
sudah dikepung oleh sekelompok orang primitif yang haus darah.

"Oh Tuhan matilah aku," gumamnya.

Tiba-tiba dari langit ada kilatan cahaya dan terdengar suara menggema:

"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang berdiri tepat di depanmu."

Lalu,......... si petualang mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombolan. Dengan sekuat tenaga dia memukulkan batu itu tepat ke jidat si kepala suku.

"Pletak!" Dan si pemimpin itu pun mati seketika. Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika itu pula ratusan orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah. Dalam posisi terjepit, petualang itu mohon petunjuk lagi.

Kilatan dari langit pun muncul lagi dengan suara menggema: "Nah... sekarang... baru ajalmu tiba anakku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 19 Oktober 2009

Ajal Yang Tertunda

Seorang petualang yang sedang menjelajah di pedalaman Amazon tiba-tiba saja
sudah dikepung oleh sekelompok orang primitif yang haus darah.

"Oh Tuhan matilah aku," gumamnya.

Tiba-tiba dari langit ada kilatan cahaya dan terdengar suara menggema:

"Tidak anakku..., ajalmu belum tiba. Ambillah batu di dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang berdiri tepat di depanmu."

Lalu,......... si petualang mengambil batu dan menyerang pemimpin gerombolan. Dengan sekuat tenaga dia memukulkan batu itu tepat ke jidat si kepala suku.

"Pletak!" Dan si pemimpin itu pun mati seketika. Dia berdiri di atas mayat si pemimpin. Seketika itu pula ratusan orang primitif itu mengepungnya dengan muka sangat marah. Dalam posisi terjepit, petualang itu mohon petunjuk lagi.

Kilatan dari langit pun muncul lagi dengan suara menggema: "Nah... sekarang... baru ajalmu tiba anakku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive